Senin, 06 April 2015

LAPORAN PENGENALAN ALAT- ALAT PENGENDALIAN GULMA







LAPORAN PENGENALAN ALAT- ALAT PENGENDALIAN GULMA
(Laporan Praktikum Pengelolaan Gulma Perkebunan)



Oleh
Yoga hadi candra
1204122069

























PROGRAM STUDI D3 PERKEBUNAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
 














1.      PENDAHULUAN



1.1.       Latar Belakang

Alat dan mesin pertanian sudah sejak lama digunakan dan perkembangannya mengikuti dengan perkembangan kebudayaan manusia. Pada awalnya alat dan mesin pertanian masih sederhana dan terbuat dari batu atau kayu kemudian berkembang menjadi bahan logam. Susunan alat ini mula-mula sederhana, kemudian sampai ditemukannya alat mesin pertanian yang komplek. Dengan dikembangkannya pemanfaatan sumber daya alam dengan motor secara langsung mempengaruhi perkembangan dari alat mesin pertanian (Sukirno, 1999).

Sesuai dengan defenisi dari mekanisasi pertanian (agriculture mechanization), maka penggunaan alat mekanisasi pertanian adalah untuk meningkatkan daya kerja manusia dalam proses produksi pertanian dan dalam setiap tahapan dari proses produksi tersebut selalu memerlukan alat mesin pertanian (Sukirno, 1999).

Pada budidaya tanaman untuk mengendalikan gulma, hama dan penyakit tanaman umumnya digunakan pestisida berbentuk cair dan tepung. Untuk mengaplikasikannya pestisida cair digunakan alat penyemprot yang disebut sprayer , sedangkan untuk pestisida berbentuk tepung digunakan alat yang disebut duster. Sprayer merupakan alat aplikator pestisida yangsangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama & penyakit tumbuhan.

Sprayer adalah alat/mesin yang berfungsi untuk memecah suatu cairan, larutan ataususpensi  menjadi butiran cairan (droplets) atau spray. Sprayer merupakan alat aplikatorpestisida yang sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama &penyakit tumbuhan. Sprayer juga didefinisikan sebagai alat aplikator pestisida yang sangatdiperlukan dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama & penyakit tumbuhan.Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan.
Alat penyemprot  (Sprayer) digunakan untuk mengaplikasikan sejumlah tertentu
bahan kimia aktif pemberantas hama penyakit yang terlarut dalam air ke objek semprot
(daun, tangkai, buah) dan sasaran semprot (hama-penyakit). Efesiensi dan efektivitas alatsemprot ini ditentukan oleh kualitas dan kuantitas bahan aktif tersebut yang terkandung didalam setiap butiran larutan tersemprot (droplet) yang melekat pada objek dan sasaran semprot.

Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan.
Aplikasi herbisida dan alat aplikasinya pada prinsipnya tergantung dari formulasi yang digunakan. Dalam aplikasi herbisida yang memakai pelarut banyak kegagalan yang terjadi akibat kesalahan pemakaian alat dan kesalahan melakukan kalibrasi. Sehingga hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai bagian dari alat-alat semprot dan kalibrasinya sangat diperlukan.

Fungsi utama sprayer adalah untuk memecahkan cairan yang disemprotkan menjadi tetesan kecil (droplet) dan mendistribusikan secara merata pada objek yang dilindungi.

·        Kegunaan khusus sprayer sebagai berikut:

 Menyemprotkan insektisida untuk mencegah dan memberantas hama.
 Menyemprotkan fungisida untuk mencegah dan memberantas penyakit.
 Menyemprotkan herbisida untuk mencegah dan memberantas gulma.
 Menyemprotkan pupuk cairan.
 Menyemprotkan cairan hormon pada tanaman untuk tujuan tertentu.

·        Fungsi lainnya dari nozzle adalah :
1. Menentukan ukuran butiran semprot (droplet size)
2. Mengatur flow rate (angka curah)
3.Mengatur distribusi semprota, yang dipengaruhi oleh Pola semprotan, Sudut semprotan,dan Lebar semprotan














1.2.Tujuan
Secara umum, tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1)      Agar mahasiswa mengetahui berbagai macam alat pengendalian gulma secara mekanis
2)       Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi bagian-bagian sprayer
3)      Agar mahasiswa mengetahui mekanisme kerja dari alat pengendalian gulma




















II.  METODELOGI 



2.1.    Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum adalah knapsack sprayer dan
alat-alat  mekanik seperti Cangkul,Gosrok dan Koret,serta alat tulis

2.2     Cara Kerja
Cara kerja dalam praktikum ini adalah :
·         Mengamati alat semprot punggung yang tersedia dan bagian bagianya.
·         Menggambar bagian tersebut didalam kertas HVS.
·         Setelah selesai , minta tanda tangan Co-Ass atau dosen pembimbing pada laporan smentara.






III   HASIL DAN PEMBAHASAN



3.1. Hasil

Adapun hasil dan analisis pengamatan yang didapat pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.      Knapsack Matabi

Gambar
Keterangan

1. Nozzle
2. Penutup tabung
3. Tabung larutan
4. Pompa
5. Tali pengait
6. Laras


Keterangan alat
Merek : Knap sack Matabi.
Kapasitas : 16 liter/tangki.
Prinsip kerja sprayer knap sack secara umum yaitu : untuk memecah cairan menjadi tetesan tetesan dengan ukuran efektif mendistribusikan secara merata di atas permukaan daun.  Mengatur banyaknya larutan racun untuk menghindarkan pemakaian yang berlebihan yang mungkin terbukti bersifat merusak atau bahkan pemborosan bahan.  Selain itu, cairan di dalam tangki dipompa sehingga mempunyai tekanan yang tinggi sehingga akan mengalir melalui selang karet menuju alat pengabut.  Cairan dengan tekanan tinggi dan melalui celah yang sempit akan pecah menjadi partikel partikel yang halus.  Sitem ini dikenal sebagai hydrolik atomization.
Cara membersihkan : Dicuci dengan air lalu dilap dengan kain kering dan disimpan pada tempat yang bersih (Wundiarto 1988).

2.      Knapsack Solo Mix

Gambar
Keterangan

1. Nozzle
2. Penutup tabung
3. Tabung larutan
4. Pompa
5. Tali pengait
6. Laras

Keterangan alat:
Nama alat : Sprayer otomatis
Bahan : Plastik
Merek : Knap sack solo mix
Fungsi : Membantu mengendalikan gulma sehingga di dapatkan hasil yang efektif dan efisien.  Alat ini digunakan sebagai alat pengendalian gulma dengan tujuan untuk menghasilkan butiran – butiran cairan atau percikan – percikan (droplet) yang berasal dari cairan yang ditempatkan di dalam salah satu bagian dari alat tersebut.  Cairan yang disemprotkan dapat berupa larutan, emulsi dan suspense.
Cara menggunakan : Memasukan herbisida yang digunakan dengan kalibrasi tertentu.  Prinsip alat ini pengumpulan udara yang dapat bercampur langsung dengan cairan yang ada di dalam tabung.  Sehingga penyemprotan otomatis tidak memerlukan pompa berkali – kali, akan tetapi hanya dipompa sewaktu – waktu bila di perlukan.
Cara membersihkan : Setelah digunakan dibersihkan dengan air mengalir, dilap dengan kain halus dan dikeringkan.  Alat semprot disimpan pada posisi miring atau terbalik agar peluru tidak lengket pada dudukannya.
Macam tipe : Terbuat dari logam dan plastik (Wundiarto 1988).

3.      Boom Sprayer
                                  Gambar
Keterangan

1. Nozzle
2. Penutup tabung
3. Tabung larutan
4. Pompa
5. Tali pengait
6. Laras

Keterangan alat:
Cara menggunakan alat semprot mesin yang penghasil tekanan diperoleh dari tenaga mesin pendorong yang membawa aliran larutan pestisida pada ujung pipa yang kemudian akan dihembuskan oleh mesin.  Alat ini memiliki kapasitas 12 liter.  Merek : Boom sprayer.

Cara membersihkan : Tabung dicuci dengan air lalu dilap dengan kain lembut yang kering, kemudian simpan pada tempat yang aman dan bersih (Widia, 2004).
4.      Knapsack Sprayer CP 15
Gambar
Keterangan

1. Nozzle
2. Penutup tabung
3. Tabung larutan
4. Pompa
5. Tali pengait
6. Laras

Keterangan alat:
Nama alat        : Alat semprot semi Otomatis
Bahan              : Plastik
Merek              : Knap sack CP 15
Fungsi dari knapsack sprayer diantaranya adalah:
Digunakan untuk mengaplikasikan sejumlah tertentu bahan kimia aktif pemberantas hama penyakit yang terlarut dalam air ke objek semprot (daun, tangkai, buah) dan sasaran semprot (hama-penyakit).  Efesiensi dan efektivitas alat semprot ini ditentukan oleh kualitas dan kuantitas bahan aktif tersebut yang terkandung di dalam setiap butiran larutan tersemprot (droplet) yang melekat pada objek dan sasaran semprot.

Cara penggunaan dan cara membersihkan : Penyemprotan alat ini dilakukan bersama-sama dengan memompa terus-menerus agar tekanan didalam tabung tetap sama.  Besarnya semprotan yang keluar tergantung dari kekuatan tangan dalam memompa alat semprot semi otomatis.
Prinsip kerja alat penyemprot knapscak sprayer adalah memecah cairan menjadi butiran partikel halus yang menyerupai kabut.  Dengan bentuk dan ukuran yang halus ini maka pemakaian pestisida akan efektif dan merata keseluruh permukaan daun atau tanaman.  Untuk memperoleh butiran halus, biasanya dilakukan dengan menggunakan proses pembentukan partikel dengan menggunakan tekanan (hydraulic atomization), yakni cairan di dalam tangki dipompa sehingga mempunyai tekanan yang tinggi dan mengalir melalui selang karet menuju ke alat pengabut dengan celah yang sempit, sehingga cairan akan pecah menjadi partikel - partikel yang sangat halus (Rukman, dkk 1999).

Cara membersihkan :
Setelah digunakn dibersihkan dengan air mengalir, dilap menggunakan kain halus dan dikeringkan.  Alat semprot disimpan pada posisi miring atau terbalik agar peluru tidak lengket pada dudukannya (Tjitrosoepomo, 2001).

5.      Cankul/Pacul/ Hack
Gambar
Keterangan

1 Doran (batang kayu untuk pegangan)
2.Mata pacul (bagian yang  tajam)
3.Bawak (lingkaran, tempat batang Doran atau tempat gagang pacul)
Keterangan alat:
Nama alat        : Cangkul  
Alat yang sederhana yang membutuhkan banyak waktu dan tenaga dalam pelaksanaannya, sering dilakukan secara terlambat karena sangat tergantung ketersediaan tenaga kerja Cara mekanis ini dapat memberikan hasil yang cukup bagus dilihat dari sisi penekanan pertumbuhan gulma. Terbuat dari besi /logam segi empat pipih dan kayu panjang untuk pegangan.
6.      Koret (daerah)
Gambar
Keterangan

1.pegangan (kayu)
2.besi/kayu penghubung antara
Pegangan dan mata koret
3.Mata koret(bagian yang  tajam)

Keterangan alat
Hampir seperti cangkul,akan tetapi bentuk dan ukuranya lebik kecil.umunya koret digunakan oleh perempuan /ibuk-ibuk dalam penyiangan gulma untuk memmbantu suaminya.karena penggunaan alat ini hanya menggunakan sebelah tangan saja,tidak seperti cangkul yang menggunakan kedua belah tangan. Terbuat dari besi /logam berbentuk  pipih dan kayu dengan panjang ±20 cm untuk pegangan




7.      Gosrok/landak(daerah)
Gambar
Keterangan

1.gagang(kayu/besi)
2.besi/kayu penghubung antara
Gagang dan roda landak(mata gosrok)
3.roda  landak atau gosrok
Alat untuk menyiangi rumput di antara sela-sela tanaman padi. Terbuat dari balok kayu segi enam pipih dan kayu panjang untuk pegangan. Pada tiap-tiap sudut balok segi enam tersebut diberi gigi-gigi yang terbuat dari besi pipih sebanyak tiga buah sehingga jumlah gigi seluruhnya ada 18. Supaya dapat berputar balok tersebut diberi as (poras) yang dihubungkan dengan kayu panjang yang berfungsi sebagai kendali dan pegangan si pemakai (petani). Dengan mengendalikan dari kayu pegangannya seorang petani bisa menjalankan roda segi enam ini disela-sela tanaman padi untuk membersihkan rumput-rumput yang tumbuh. Gigi-gigi besi ditiap-tiap sudut itulah yang akan mencabut dan membersihkan rumput subur dan berkembang pada setiap petakan sawah para petani di Kelurahan Lobang Buaya.
Ø  Cara penyiangan dengan gasrok atau landak:
·         Dilakukan saat tanaman berumur 10–15 hst.
·         Dianjurkan dilakukan dua kali, dimulai pada saat tanaman berumur 10-15 hst.Diulangi secara berkala   10-25 hari kemudian.
·         Dilakukan pada saat kondisi tanah macak macak,dengan ketinggian air 2-3 cm.
·         Gulma yang terlalu dekat dengan tanaman dicabut dengan tangan.
·         Dilakukan dua arah yaitu di antara dan di dalam barisan tanaman.
          
Kelemahan penyiangan dengan gasrok (mekanik):
·         Hanya bisa dilakukan pada tanaman yang penanamanya dengan teratur yaitu sistem tegel atau jajar legowo.
·         Sulit dilakukan pada tanah berat dan kondisi kering.
·          Tidak efektif bila  gulma masih  terlalu muda.

 
3.2.  Pemahasan
Dalam pengendalian gulma tidak ada keharusan untuk membunuh seluruh gulma, melainkan cukup menekan pertumbuhan dan atau mengurangi populasinya sampaipada tingkat dimana penurunan produksi yang terjadi tidak berarti atau 
keuntungan yang diperoleh gulma sedapat mungkin seimbang dengan usaha 
ataupun biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain pengendalian bertujuan hanya menekan populasi gulma sampai tingkat populasi yang tidak merugikan secara
ekonomik atau tidak  melampaui ambang ekonomik, sehingga sama sekali tidak 
bertujuan menekan populasi gulma sampai nol.

A.    Alat Pengendalian Gulma (sprayer)

a.       Fungsi Sprayer
Menurut Bronson dan Anderson dalam Smith (1990), fungsi utama dari suatu 
sprayer adalah memecah cairan menjadi tetes-tetes dengan ukuran yang efektif
untuk didistribusikan secara merata di atas permukaan atau ruang yang harus 
dilindungi.Fungsi lain adalah mengatur banyaknya pestisida untuk menghindarkanpemberian yang berlebihan yang terbukti bersifat merusak atau merupakan 
pemborosan. Sedangkan tujuan utama dari penyemprotan obat anti hama dengan menggunakan sprayer adalah untuk melindungi tanaman dari jasad pengganggu 
dalam batas-batas yang menguntungkan petani (Daywin et al1992).

b.      Klasifikasi Sprayer
Tenaga yang digunakan untuk menggerakkan pompa pada sprayer bisa berasal 
dari tenaga manusia sebagai operator, motor bakar bensin, ataupun putaran dari 
PTO suatu traktor. 
Ø  Menurut Smith (1990), sprayer dibedakan menjadi dua kelompok 
berdasarkan tenaga penggeraknya, yaitu:
1.      Sprayer dengan penggerak tangan (hand operated sprayer), yang terdiri atas:
·         Hand sprayer, yaitu sprayer yang berukuran kecil dan khusus untuk 
keperluan di lapangan rumah, taman dan penyemprotan ringan lainnya.
·         Sprayer otomatis: yaitu sprayer dengan tekanan tinggi dimana tekanan 
diberikan atau dibentuk melalui pemompaan sebelum penyemprotan 
dilakukan. Sprayer ini disebut juga comprassed air sprayer dengan tekanandalam tangki sekitar 140–200 psi atau 10 –14 kg/cm2
2.      Sprayer semi otomatis, yaitu sprayer yang bentuk fisiknya menyerupai sprayerotomatis tetapi tidak memerlukan tekanan tinggi. Pembentukan tekanan 
melalui pemompaan yang diberikan sebelum dan selama penyemprotan
berlangsung.
3.      Jenis-jenis lainnya seperti bucket sprayer, barrel sprayer, 
cheel barrow sprayer, slide pump sprayer. Pada tipetipe ini tangki dan pompa
tidak tersusun dalam satu unit,melainkan saling terpisah.
4.      Sprayer bermotor (power sprayer): menggunakan sumber tenaga penggerak 
dari motor bakar atau motor listrik atau PTO traktor. Ada beberapa tipe dari 
power sprayer yaitu hydraulic sprayer sprayer, hydraulic pneumatic sprayer: blower sprayer: aerosol generator. 

Ø  Menurut Barus(2003)sprayerdibagi menjadi tiga jenis yaitu
 hand atau knapsack sprayer,motor sprayer dan CDA sprayer. Controlled Droplet 
Application (CDA) sprayer merupakan sprayer yang tidak menggunakan tekanan udara untuk menyebarkan larutan herbisida ke arah gulma sasaran, melainkan 
berdasarkan gaya gravitasi dan putaran piringan. Putaran piring digerakkan oleh dynamo. dengan sumber tenaga baterai 12 volt. Putaran piringan sekitar 2000 rpm dan butiran yang keluar berbentuk seragam dengan ukuran 250 mikron. Ukuran 
butiran 250 mikron merupakan ukuran butiran yang optimal untuk membasahi 
permukaan gulma dan meresap ke dalam jaringan gulma. 

hand sprayer atau alat semprot punggung merupakan sprayer yang paling banyak digunakan di perkebunan. Prinsip kerjanya, larutan dikeluarkan dari tangki akibat adanya tekanan udara melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan penyemprot, pada waktu gagang pompa digerakkan, larutan keluar dari tangki 
menuju tabung udara sehingga tekanan di dalam tabung meningkat. Keadaan ini menyebabkan larutan herbisida dipaksa keluar melalui klep dan selanjutnya 
diarahkan oleh nosel ke gulma sasaran. Pada penggunaan handsprayer, tekanan 
udara yang dihasilkan harus diusahakan agar tetap konstan, tekanan pompa yang 
tidak konstan mengakibatkan butiranbutiran herbisida tidak seragam dari waktu 
ke waktu. Dari seluruh butiran yang dihasilkan, sekitar 80% berukuran 
100 mikron. Hal ini menyebabkan terjadinya drift karena butiran yang kecil dan 
halus mudah terbawa oleh hembusan angin. 

Ø  MenurutHardjosentono dkk (2000) ada dua jenis 
alat penyemprot tangan/penyemprot gendong (hand sprayer) yang lebih dikenal diIndonesia yaitu penyemprot semi otomatis dan penyemprot otomatis.
Perbedaan kedua penyemprot tersebut terletak pada sistempemompaan. Penyemprot semi otomatis menggunakan tipe pompa cairan (pompa isap), dalam 
pengoperasiannya pemompaan tambahan diperlukan terus-menerus selama 
pekerjaan penyemprotan berlangsung agar diperoleh kondisi semprotan yang 
konstan. Penyemprot otomatis menggunakan tipe pompa angin, dalam 
pengoperasiannya memerlukan sejumlah pemompaan untuk memasukkan angin 
(udara) sehingga terdapat cukup tekanan udara untuk menyemprotkan habis 
seluruh cairan yangada di dalamtangki, tanpa pemompaan ulang.

c.       Komponen Utama Sprayer
Berdasarkan Hardjosentono dkk (2000), penyemprot tipe gendong terdiri atas 3
 (tiga) bagian utama, yaitu tangki, pompa dan bagian pengabut.

·         Bagian tangki (reservoir)
Tangki pada sprayer merupakan tempat atau wadah untuk menyimpan cairan yangakan disemprotkan. Adapun bahan yang biasa digunakan untuk membuat tangki 
adalah bahan plastik dan bahan logam. Bahan dari plastik memiliki keunggulan 
terutama dari segi dimensi yang lebih ringan dibandingkan bahan dari logam.
Akan tetapi bahan dari logam memiliki keunggulan dalam penggunaannya, contohnya adalah kemudahan pada saat membersihkan tangki dari sisa-sisa 
bahan semprot (Smith dan Wilkes1990).
Ukuran tangki berbeda beda sesuai dengan kebutuhan, untuk hand 
sprayer kapasitas yang digunakan biasanya berkisar 10 sampai 17 liter. Hal ini 
disesuaikan dengan kemampuan operator untuk menggendongnya, selain itu hand sprayer hanyam diperuntukkan bagi tugas penyemprotan ringan dengan areal yang tidak terlalu luas. Sedangkan untuk penyemprotan bahan yang lebih luas 
digunakan boom sprayer yang dipasang pada traktor dengan tangki berkapasitas 
sampai 500 galon atau 1892 liter (Smith dan Wilkes1990). 

Ø  Menurut Hardjosentono dkk (2000), ada 2 macam bentuk tangki yang 
sangat popular, yaitu:
1) Bentuk bulat panjang atau silinder. 
Penyemprot otomatis menggunakan tangki berbentuk silinder.
2) Bentuk pipih (penampang melintang), berbentuk elips, dan bagian belakang 
disesuaikan dengan lekuk punggung.Pelengkap tambahan lainnya adalah 
manometer, komponen ini berfungsi sebagai penunjuk tekanan. 

Menurut Smith dan Wilkes (1990), manometer merupakan komponen pengukuran tekanan yang telah dikalibrasi dengan cermat dalam kisaran tekanan pompa, 
disediakan pada saluran pengeluaran untuk memandu operator dalam pengaturan 
tekanan untuk setiap pekerjaan dalam penyemprotan. Dengan demikian operator 
dapat menyesuaikan tekanan yang dibutuhkan untuk menghasilkan ukuran 
diameter dan pola butiran semprot yang diinginkan. Bila operator menginginkan 
butiran yang halus, maka tekanan yang digunakan harus cukup kuat. 
Pada hand sprayer SWAN tipe A 14kisaran tekanan pada 13 manometer adalah 0 sampai 10 kg/cm2, sedangkan 
tekanan yang dianjurkan oleh pihak produsen berkisar dari 4 sampai 6 kg/cm2 dan kisaran 6 sampai 10 kg/cm2 merupakan ambang maksimum tekanan yang 
diperbolehkan.Sehingga di manometer yangada pada sprayer, kisaran tekanan 6
sampai 10 kg/cm2 diberi warna merah.

·         Bagian Pompa (unit pompa)
Unit pompa merupakan komponen yang terpenting dari penyemprot tipe gendong karena dari konstruksinya dapat mengetahui mengenai perbedaan tipe pompa, carakerja dan perbedaan bentuk alat penyemprot secara keseluruhannya. Pompa inilah yang dapat menghasilkan tekanan udara di dalam pipa komponen pemompa.
Selanjutnya tekanan udara tersebut mendorong cairan pada tangki yang berisi 
larutan pestisida sehingga akan terdorong dengan cairan yang mengalir ke dalam pipa pengeluaran dan selanjutnya akan tersemprot keluar melalui nosel. Dekat 
atau jauhnya pancaran larutan nosel tersebut sangat tergantung pada besarnya 
tekanan pompa. Semakin kuat tekanan pompa maka pancaran larutan dari nosel 
akan jauh dan sebaliknya semakin lemah tekanan pompa maka pancaran larutan 
dari nosel akan dekat.Ada dua tipe pompa penyemprot gendong yang paling 
umum, yaitu tipe pompa angin atau pompa torakdan tipe pompa isap (tekan). 
Tipe pompa isap digunakan pada hand sprayertipe semi otomatis, sedangkan tipe pompa torak digunakan pada hand sprayer tipe otomatis (Hardjosentono2000)
Kampas (torak) merupakan salah satu komponen yang paling penting pada tipe 
pompa torak, torak berfungsi untuk menekan angin/udara di dalam tabung pompa. 
Ø  Smith dan Wilkes (1990) 
menyatakanpompa torak telah menjadi standar dalam industri penyemprotan 
selama bertahun-tahun karena penampilannyam yang sangat baik dalam 
pemompaan hampir setiap bahan semprotan, termasuk bentuk pestisida serbuk 
yang dapat dibasahkan. Pompa tipe torakbiasanya dipergunakan dalam kisaran 
keluaran kurang dari 2 –8 galon per menit (7.6 –50.3 liter per menit) dengan 
tekanan mencapai kisaran 400 psi (27.6 kg/cm2) atau lebih. kampas (torak) 
pompa angin ada 2 macam yaitu torak bentuk mangkuk yang terbuat dari kulit
dan torak bentuk paking yang terbuat dari karet.

·         Bagian Pengabut (Unit Selang dan Pelengkap nosel)
Ø  Hardjosentono (2000) menyatakan unit komponen pengabut terdiri atas 
tigabagian penting antara lain selang, laras penyembur dan kepala penyemprot.
1) Selang 
Panjang selang penyembur rata-rata 1 meter. Salah satu ujung diberi mur penguat 
yang ditautkan pada pipa (keran utama) tangki, sedangkan ujung lainnya terpaut 
pada pegangan (handle)  lengkap dengan keran semprot. Selang dibuat 
sedemikian rupa sehingga tahan  terhadap tekanan dan lekukannya tidak 
mengakibatkan selang melipat. Untuk mengatasi masalah tersebut, bagian dalam 
keran diberi lapis (kain) atau kawat spiral baja yang halus.

2) Laras Penyembur
Panjang laras penyembur rata-rata 45-50 cm. Laras penyemprot terbuat dari
logam campuran Kepala Penyemprot (nosel) Nosel penyemprot merupakan 
komponen terpenting yang berfungsi untuk memecah cairan semprotan menjadi 
tetes-tetes dengan ukuran yang diinginkan dan memancarkannya 
ke permukaan yang harus disemprot.Bentuk kepala penyemprot ada bermacam 
ragam, tetapi hanya beberapa saja yang umum terdapat pada hand sprayer, 
antara lain:
a) Jenis tunggal, terdapat dalam bentuk I dan L
b) Jenis ganda, terdapat dalam bentuk U, T dan O

2. Alat  Pengendalian Secara Mekanis(Cangkul,Koret,Dan Gosrok)

Ø  Menurut Smith dan Wilkes (1990) alat yang pertama yang digunakan untuk
pengendalian gulma adalah cangkul. Di zaman dulu, hampir kebanyakan tanaman ditanam dengan cara disebar, dan cangkul merupakan satu-satunya alat yang 
dapat digunakan untuk membasmi gulma di antara tanaman. 

Hal ini diperkuat oleh Sukman (2002) yang menyatakan bahwa meskipun cangkul merupakan alat pengolah tanah tetapi dapat juga digunakan untuk pengendalian
gulma terutama untuk pertanian di lahan kering, meskipun tidak keseluruhan akar gulma terpotong. Selain cangkul, alat sederhana lain yang digunakan untuk mengendalikan gulma secara mekanis adalah sabit, kored, dan Gosrok/lalandak . Alat pemotong berupa parang atau sabit/celurit biasanya hanya memotong bagian atas saja sehingga untuk pertanaman semusim kurang 
dianjurkan dan pemotongan biasa dilakukan untuk mengurangi pertumbuhan 
semak belukar. Sedangkan lalandak/Gosrok alat pengendali gulma pada tanah 
sawah dan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik biasanya penggunaan 
lalandak disertai dengan pencabutan









DAFTAR PUSTAKA



Moernadis. 1990. Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma (Ilmu Gulma-Buku I). Jakarta: Rajawali Pers.

Rukman, Rahmat, dan Sugandi Saputra. 1999.Gulma dan Teknik Pengendalian. Jogjakarta: Kanisius.

Tjitrosoepomo. 2001. Sprayer Gulma. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Widia.2004. Alat Pengendalian Gulma. Institud Pertanian Bogor. Jawa Barat.

Wudianto, R. 1988. Petunjuk Penggunaan Pestisida. Jakarta: Penebar Swadaya.

Wawan Hermawan.2012. Kinerja Sprayer Bermotor dalam Aplikasi Pupuk Daun
di Perkebunan Tebu.Jurnal Teknikan Pertanian. Institut Pertanian Bogor vol. 26, No. 2
Rukman, Rahmat dan Sugandi Saputra. 1999.Gulma dan Teknik Pengendalian. Jogjakarta: Kanisius.





















LAMPIRAN









                                







KESIMPUL;AN



1.      Alat yang biasa digunakan petani dalam penyiangana gulma secara mekanik adalah sprayer yang berfungsi untuk memecah suatu cairan, larutan atau suspensi  menjadi butiran cairan (droplets) atau spray. Sprayer merupakan alat aplikatorpestisida yang sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama &penyakit tumbuhan. Sprayer juga didefinisikan sebagai alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan. Selain sprayer, alat sederhana lain yang digunakan untuk
mengendalikan gulma secara mekanis adalah Cangkul, Kored, dan Gosrok

2.      Berdasarkan Hardjosentono dkk (2000), penyemprot tipe gendong terdiri
 atas 3 (tiga) bagian utama, yaitu tangki, pompa dan bagian pengabut.
·         Bagian tangki (reservoir)
Tangki pada sprayer merupakan tempat atau wadah untuk menyimpan cairan yangakan disemprotkan. Adapun bahan yang biasa digunakan untuk
 membuat tangki adalah bahan plastik dan bahan logam
·         Bagian Pompa (unit pompa)
Unit pompa merupakan komponen yang terpenting dari penyemprot tipe 
gendong karena dari konstruksinya dapat mengetahui mengenai perbedaantipe pompa, carakerja dan perbedaan bentuk alat penyemprot secara keseluruhannya
·         Laras Penyembur
Panjang laras penyembur rata-rata 45-50 cm. Laras penyemprot 
terbuat dari logam campuran Kepala Penyemprot (nosel) Nosel 
penyemprot merupakan komponen terpenting yang berfungsi untuk memecah cairan semprotan menjadi 
tetes-tetes dengan ukuran yang diinginkan dan memancarkannya 
ke permukaan yang harus disemprot

3.    Mekanisme kerja dari alat sprayer adalah larutan dikeluarkan dari tangki akibat dari adanya tekanan udara melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan penyemprot. Pada waktu gagang pompa digerakan, larutan keluar dari tangki menuju tabung udara sehingga tekanan di dalam tabung meningkat. Keadaan ini menyebabkan larutan pestisida dalam tangki dipaksa keluar melalui klep dan selanjutnya diarahkan oleh nozzle bidang sasaran semprots